Tuesday, June 14, 2011

Review Novel Luna -- Julie Anne Peters

Penerbit: Gramedia

Terbit: September 2005

Tebal: 297 hal

Soft cover

Harga: Rp 35.000



Kembali dengan sebuah resensi novel, kali ini gue mau nge-rewiew novel terjemahan karya Julie Anne Peters yang judulnya Luna. Secara keseluruhan, gue cukup suka novel ini. Yang gue sayangkan adalah, novel ini mungkin nggak termasuk best seller di Indonesia, padahal di Amerika, ini buku udah menerima banyak penghargaan karena inti cerita yang sarat akan pesan moral. Pesan moralnya sendiri berupa ketidakadilan yang diterima orang-orang yang "berbeda" (di buku ini berarti transgender).

Luna menceritakan tentang seorang cewek bernama Regan, yang punya abang yang nggak normal, Liam. Nggak normal karena Liam transgender. Jadi cowok itu punya jiwa yang cewek banget. Dan merasa membenci fisiknya karena ganteng dan cowok banget. Seumur hidupnya, Liam sayang dengan Regan walaupun sering iri karena Regan begitu cantik.

Reganlah, orang yang paling mengerti Liam. Regan merelakan kamarnya dijadikan markas Liam untuk berdandan, mencoba gaun baru setiap malam. Sampai-sampai Regan sering nggak bisa tidur. Liam punya nama cewek tersendiri. Luna -- Gadis yang bisa terlihat hanya ketika ada bulan-- dalam artian, Luna hanya bisa dilihat malam-malam karena kalo siang dia jadi cowok dan malemnya dia jadi cewek. (eits, tapi jangan samain Luna/Liam kayak banci-banci taman lawang, beda banget!)

Selain tidak tidur, pengorbanan lain Regan adalah dijauhi teman-teman satu sekolahnya yang mencium keanehan Liam, walaupun mereka semua salah sangka mengira Liam itu homo.

Suatu hari, muncul seorang cowok bernama Chris. Regan langsung naksir Chris dan Chris juga sepertinya naksir Regan. Dibuktikan dengan Chris mengajak Regan malam mingguan. Namun sayang, disaat-saat membahagiakan itu, Regan harus memilih. Membantu Luna yang tertimpa masalah atau malam mingguan sama Chris.

Regan mengalah. Namun untuk selanjut-selanjutnya, Regan lelah juga. Ia akhirnya mengambil keputusan tegas, memaksa Luna untuk mengurusi masalah transegendernya sendiri. Walaupun pada akhirnya Regan menyesal, karena membuat Liam begitu sedih. Apalagi Regan sadar, satu-satunya orang yang bisa Liam andalkan seumur hidup hanya Regan. Bukan ibu mereka, apalagi ayah mereka yang pasti langsung membunuh Liam--atau seenggaknya mengusir Liam dari rumah-- kalau mereka tau anaknya transgender.

bla bla bla... cukup banyak konflik setelah itu. Untuk pembahasaan, seperti para novel-novel terjemahan lain, novel ini punya kosa-kata yang "lumayan cerdas" diseling spoof khas bule.

Terakhir, novel ini ditutup dengan Regan yang begitu sedih karena Liam memutuskan untuk pergi ke luar negri dan memutuskan melakukan operasi ganti kelamin.
Untuk masalah Chris, justru Regan harus bersyukur karena cowok itu bener-bener suka sama Regan. Jadi Chris memaklumi masalah demi masalah yang Regan alami karena Liam.


Rate gue : delapan dari skala 10! :D

1 comment:

  1. aku suka banget sm Luna. :) Chris nya ganteng deh

    ReplyDelete

Ayo dikomentarin... :)