Wednesday, April 27, 2011

Novel Still... -- Esti Kinasih


Ternyata blog ini udah lumayan lama nganggur. Yah, daripada kosong new post, mendingan gue ngereview aja deh. Ok ok?

Yang mau gue review adalah bukunya penulis favorite gue sedunia, Esti Kinasih. Gila, dia udah ada 6 novel, dan semuanya kereeeeeen banget! Yah, setidaknya keren buat gue. Buat yang nggak maniak teenlit, nggak tau deh. hehe

Nah, novel yang mau gue review adalah Still... yang terbit tahun 2006. Ketinggalan banget ya review buku 5 tahun lalu? Tapi nggak papa deh, masih cetak ulang terus kok sampai sekarang.

Jadi, Still... ini merupakan sequel dari novel Cewek!!! (novel Esti juga, yang terbit tahun 2005).
Menceritakan tentang cowok bernama Bima yang posesif banget. Apa yang gue mau, harus gue dapet, mungkin gitu sih ya prinsip hidupnya.

Bima ceritanya hobi naik gunung. Macho, ganteng, sama otoriter. Pemegang keputusan tunggal dan keras kepala. Pokoknya, juga nggak mau deh, yang namanya ngalah apalagi sama cowok.

Bima terkenal playboy. Cuma playboy-nya rata-rata nggak dipacarin. Cuma diajak jalan, terus kalau udah bosen, tinggal buang. Mantan (atau yang bukan mantan tapi ngerasa mantan Bima), rata-rata pada error setelah Bima putusin. Si A jadi pendiem lah, si B, nilainya merosot lah, inilah-itulah.

Tapi Bima nggak peduli!

Yang jadi inceran Bima terbaru adalah Fani. Sahabat dari pacar sahabat Bima, Rei. Saking deketnya sama Langen, pacar Rei, Fani selalu ngintilin Langen kemana-mana. Cuma, sebisa mungkin si Fani ini selalu jaga jarak sama Bima karena reputasi Bima buruk.

Cuma, karena jaga jarak itulah, si Bima malah merasa tertantang buat jadiin Fani pacarnya. Terus, walaupun Fani nggak bilang iya, si Bima udah mengumumkan ke semua orang, kalau Fani pacarnya.

Oke, itu sih sebenernya penggalan review novel sebelumnya. Cewek!!!

Kalau Still... begini ceritanya.


Fani akhirnya nggak tahan lagi mau pacaran sama Bima. Dia ngerasa, masa mudanya udah nggak cerah lagi pacaran sama cowok yang begajulan begitu. Walaupun Fani takut banget sama Bima yang punya profil anak gunung (badan gede, galak dll), Fani nekat minta putus.

Jelas si Bima nggak terima. Soalnya, Bima baru nyadar, kalau Fani satu-satunya ceweknya yang nggak suka sama Bima dan selalu ngelawan habis-habisan Bima. Makanya, tanpa sadar Bima sayang beneran sama Bima. hmmm...

Bima yang posesif, akhirnya melakukan hal nekat buat bikin Fani tetep jadi pacarnya. Yang bikin Fani jadi tertekan sampai akhirnya nggak muncul di kampus sampai sebulan.

Fani pergi, Bima jadi ngerasa sepi. Lama-lama, karena terjadi beberapa hal (nggak gue ceritain, ntar yang mau baca jadi nggak gregetan lagi), Bima akhirnya berusaha melepas Fani. Walaupun susaaaaaaah banget. Walaupun cowok itu harus sakit hari sesakit-sakitnya.

Saat Bima menyerah untuk nggak ngejar Fani lagi, Fani bebas. Free! Senang! Fani langsung PDKT sama cowok bernama Ferry yang cute dan berbanding terbalik sama Bima yang seenaknya.

Tapi ternyata, Ferry nggak seperti apa yang ditampilin di luar. Justru Ferry lebih buruk daripada Bima sekalipun. Kata Rei, "Gue ngomong ini bukan untuk belain Bima ya, Fan. Ini supaya lo bisa ngeliat masalahnya lebih kelas. Bima emang brengsek, Tapi dia nggak pake topeng. Semua kebrengsekannya terbuka. Toh cewek-cewek itu dateng juga. Jadi sebenernya yang nyakitin mereka ya diri mereka sendiri. Bima sama sekali nggak bisa disalahin. Lebih bahaya cowok model Ferry begitu. Cute, sweet, looks like a real gentlement, tapi begitu lo lengah sedikit aja....."

Fani patah hati. Saat itu deh, Fani dapet pencerahan dari Rei yang juga prihatin dengan keadaan Bima. Sebagai sahabat dari balita, Rei nggak tega ngelihat Bima yang ancur. Walaupun kelihatannya santai, tapi Rei bisa lihat Bima sedih banget. Bima jadi masang tato, ngerokok, buat jadiin pelarian hatinya. Tapi Bima tetep jaga diri untuk nggak minum, takutnya malah kalap.

Rei nyaranin, supaya Fani balikan sama Bima. Fani masih mikir-mikir. Masih takut. Cuma Fani nggak bisa bohong, gimanapun, se-otoriter-nya Bima, seegois apapun cowok itu, Fani nggak pernah masuk dalam kondisi dimana Bima ngelakuin hal-hal di luar batas kesopanan. Cowok itu masih menjaga, bertanggung jawab.

Setelah melalui proses panjang (yang seru banget), maka terciptalah ending yang sudah bisa ditebak. Tapi keren tetep sih. haha


Nah, segitu aja deh garis besar ceritanya. Yang kurang dari review di atas adalah masalah karakter. Esti Kinasih, seperti di buku-buku sebelumnya, menceritakan karakter sifat masing-masing tokohnya dengan sangat jelas dan nyata. Seperti di buku sebelumnya juga, Esti Kinasih menggunakan bahasa yang ringan, kadang ada selipan humor (yang nggak garing, karena mengalir aja. Nggak dipaksakan sama sekali), dan informatif.

Nah, ada beberapa lembar "menggugah" yang menurut gue keren banget...



Cinta sejati adalah keikhlasan untuk membiarkan orang yang dicintai bahagia. Meskipun bersama orang lain. Meskipun diri sendiri harus hancur. Bullshit! Omong kosong! Siapa sih orang yang ngomong begitu? Sok pahlawan bener! Sok berjiwa besar! Abis ngomong begitu, nggak taunya besoknya bunuh diri, lagi!
Still... halaman 65


Masih banyak sih sebenernya yang keren2. Cuma ini deh yang paling ngena kayaknya. yang paling bener tapi paling sering di sangkal sama kita semua, MUNGKIN. hehe
Yang lain sih, kerennya satu halaman full. Kalau gue ketik semua, bisa gempor tangan gue.

Pokoknya, buat para pencinta novel, menurut gue ini novel kudu baca. Rate gue sih bintang 5 deh. Keren banget!