Saturday, May 16, 2020

Takut Yang Paling Mencintaimu

Katanya, rasa takut adalah sosok yang paling mencintaimu.
Ia tak ingin kau terluka, sebab itu ia ingin terus membuatmu waspada.

Katanya, yang paling menyakitkan itu bukan kehilangan.
Tapi kenangan yang tetap datang saat kau terjaga dan membuatmu tak merdeka.

Rasa takut masih berjalan beriringan disampingku.
Ia tak mau pergi. Ia terus berbisik, "Aku ingin menjagamu, aku tak ingin ada yang menyakitimu."

Aku mencintainya dalam diam, tak ingin buru-buru terlalu banyak membuat kenangan.
Karena kehilangan selalu berbisik, "Hati-hati, seperti yang lalu, aku hanya melancarkan serangan ketika detak napasmu mulai bergantung padanya."

Mungkin aku perlu waktu sedikit lagi. Sampai aku punya keberanian untuk berucap pada rasa takut dan kehilangan ;

"Terima kasih sudah mencintaiku. Namun aku bertanggung jawab atas hidupku. Keputusanku akan dibuat diatas keberanian dan harapan."



Yuni yang selalu galau, 15 Mei 2020

Thursday, May 14, 2020

Hanya Kisah Fiksi

Ibuku bertanya,  "Pacarmu mana? Kok sudah lama tidak ke rumah?"
Kujawab, "Sudah pergi, bersama wanita lain yang hanya ingin naik mobil barunya."

Hening.

Dua pasang mata saling tatap cukup lama. Aku memecah sunyi dengan sebuah senyum kecil.
Ia mengulurkan tangan dan mengelus pipiku. Pedih. Rasanya ingin menangis.

Pelan-pelan, ia menyeka setetes air mata nakal yang mengalir turun membasahi pipi. Lalu ia tersenyum dan berpesan, "Jadi wanita itu harus kuat dan mandiri. Karena tidak ada pondasi yang lebih kuat selain dari kakimu sendiri."



Yuni Tisna. 14/05/2020

Monday, May 11, 2020

Tersesat.

Tersesat.
Jalan lurus yang dilalui tak lagi terasa benar.
Ingin berbalik arah, tapi sudah kehilangan arah tujuan.

Harapan.
Terasa sudah mati suri tak tau kapan dapat dibangkitkan lagi.
Ingin kembali meminta pada semesta, tapi ia terus memalingkan muka.

Rasa takut.
Terasa seperti peribahasa usang yang tak pernah hilang dimakan usia.
Ingin berlari menjauh, tapi bimbang terlalu mencintaiku.


Ada dosa,
Tapi aku tidak tau, harus memohon ampun pada Tuhan atau manusia.
Membelenggu kaki pada masa lalu, menahan diri ini bergerak maju.

Ingin kembali mencari jalan setapak, tapi terus bertemu jalanan terjal berbatu.

Ingin menarik napas ringan saja, tapi udara selalu terasa kering dan berat.

Melangkah pergi seperti memilih bernapas tapi mati.
Mempertaruhkan hidup pada apa yang tak pasti di ujung mimpi.


Yuni, 11-05-2020