Tuesday, November 27, 2012

Jadi Anak Pecinta Alam

Sebagai Mahasiswa baru, dengan semangat berangkat ke kampus yang masih tinggi, gue pun memutuskan untuk jadi aktivis! hehe maksudnya, gue ikut aktif-aktif gitu deh ikut organisasi-organisasi yang ada di kampus. Kalau ada acara yaa... gue kadang-kadang ikut nimbrung jadi panitia, walaupun kebiasaan gue pengennya jadi panitia yang nggak banyak kerja. Misalnya jadi anggota divisi dekorasi, karena kebetulan gue serem sama balon, ya kerjaan gue pas anak dekorasi kerja ya cuma duduk-duduk di pinggir panggung sambil gunting-guntingin kertas.

Salah satu organisasi yang gue ikutin di kampus itu adalah K-PAL alias Komunitas Pecinta Alam. Jadi isinya nih mahasiswa-mahasiswa yang (mengaku) mencintai alam semesta ini, suka kemping-kemping dan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan alam deh. Temen-temen, abang gue, dan bahkan gue sendiri terheran-heran kenapa gue bisa masuk K-PAL. Soalnya  gue suka nanem pohon? Nggak... Mantan anak pramuka? Nggak jugaa...  Takut hantu? Ini baru iya!

Makanya mereka semua heran, kesambet setan apakah gue akhirnya memutuskan untuk ikut-ikutan organisasi ini?

Tapi ya yang berlalu biarlah berlalu. Gue udah terlanjur isi formulir pendaftaran, beli tas gede buat kemping-kemping, beli sepatu sport dan wajan kecil buat masak Indomie, tanggung banget kan kalau mau mundurrr!

Akhirnya, sampailah gue dan para calon anggota baru K-PAL ini ke acara pengkaderan. Sebenernya gue bingung nih pengkaderan itu apaan. Yang jelas, calon anggota K-PAL, senior, dan alumni K-PAL kemping bareng di hutan. Tentunya, sebagai calon anggota baru, gue dan temen-temen gue harus terima-terima aja kalau dikerjain senior.

Jadi lokasi kemping pengkaderan ini adalah Hutan Sei Ladi. Hutan ini udah terkenal horornya, apalagi karena ada sungai Sei Ladi yang sering masuk koran karena sering jadi tempat pembuangan mayatlah, inilah, itulah, pokoknya gosipnya banyak banget deh kalau ngomongin makhluk halus. Awalnya sempet takut juga sih, apalagi pas dilokasi kami para calon anggota baru dibagi-bagi jadi beberapa tim yang masing-masing berisi 6 orang (2 cewek & 4 cowok). Nah setiap tim ini harus nyari jalan ke lokasi kemping dan petunjuknya cuma tali-tali kuning yang diiket di pohon-pohon setiap beberapa meter. Kalau siang sih, gue pasti hepi-hepi aja... tapi ini jam 7 malem baru mulai masuk hutan! Kebayaang kan seremnya?Apalagi Hutan Sei Ladi itu bukit-bukit yang medannya lumayan terjal dan habis hujan lagi!

Gue nggak tau ini sial apa enggak, tapi pimpinan kelompok gue, ternyata bisa tuh "ngelihat" yang halus-halus. Jadi di tempat-tempat tertentu dia bakalan ngangguk-ngangguk sendiri sambil bilang permisi. Gue di tengah-tengah barisan cuma bisa baca doa dalem hati, nggak berani komentar apa-apa karena pimpinan kelompok gue bilang kalau misalnya ada sesuatu yang aneh kalau denger suara-suara ketawa yang mencurigakan, nyium bau aneh atau ngeliat sesuatu yang serem-serem, kita nggak usah ngomong apa-apa apalagi sampai panik. Jadi, gue mencoba stay cool aja,

Nah di tengah pendakian, gue sempet tuh nemuin lokasi yang wangiii banget. Disana deh tuh gue mulai merinding-merinding, apalagi sempet ngedenger suara ketawa cewek yang suka nongol di TV. Yang katanya kalau suaranya jauh berarti dia deket sama kita kalau suaranya deket berarti dia jauh sama kita. Kebetulan, suara yang gue denger itu berasa jaauuh banget. Langsung aja deh gue baca-baca ayat-ayat Al-qur'an yang gue hapal dalem hati. Karena nggak tahan, gue tanya ke temen cewek satu tim gue. Dan dia bilang kalau dia juga denger! Amiin! Gue langsung hepi karena nggak cuma gue yang ngalamin hal horor ini.

Setelah tiga atau empat jam naik-turun bukit, akhirnya gue dan temen-temen gue sampai ke lokasi kemping. Di sana udah nunggu beberapa senior dan kemudian kami makan-makan malem.





Pas tim gue disuruh "unjuk bakat".Gue tuh yang pake jaket ijo. Kalau tau di mau di foto, nggak mungkin deh gue nggak ngadep kamera ;)

Tenda kecil untuk tidur 8 cewek


Walaupun suarasananya kadang-kadang horor, dingin di hutan itu nusuk banget gue bener-bener hepi deh! Soalnya ini pengalaman pertama gue bener-bener masuk ke hutan yang bener-bener hutan, yang sunyi, nggak ada suara kendaraannya sama sekali, yang pohonnya rapet-rapet dan tinggi-tinggi. Gue juga baru pertama kali lihat mata air beneran, minum air sungai karena nggak mungkin bawa-bawa air galon ke dalem hutan, masak pakai kayu, nyuci-nyuci di sungai dan sebagainya.