Tuesday, August 16, 2022
Monday, August 15, 2022
DETOX
I decided to deactivated my Instagram accounts for undetermined time, uninstall Telegram, dan juga uninstall Twitter (nggak dinonaktifkan karena akun twitter bisa hilang permanen kalau kita non-aktifkan lebih dari 30 hari). Saya juga memutuskan untuk matiin last seen Linked In. Sayangnya, notifikasi online dan typing di Whatsapp nggak bisa dimatiin juga :(
So, here I am. Reunite with my lovely blog as a part of my therapeutic journaling hehehe
Belakangan ini, tingkat kecemasan saya nggak tau kenapa lagi tinggi-tingginya. Dan hasrat untuk checking on someone's (or more) activities online bener-bener lagi susah ditahan. Efeknya, kecemasan saya jadi makin tinggi dan membayangkan kembali menjadi manusia prik bener-bener bikin bergidik ngeri. Dulu saya udah kayak FBI, bisa-bisanya online-stalking orang sampe ke akar-akarnya.
Kecenderungan menjadi obsesif itu bener-bener bikin saya jadi overthingking parah dan hidup jadi nggak tenang. Setelah sadar bahwa kebiasaan merusak itu bisa "diobati" dengan tekad yang kuat dan juga dengan cara menjauhi sumber kecemasannya, saya pun bertekad untuk memperbaiki diri hehehe. Beberapa kali saya udah berusaha menantang diri saya untuk melakukan hal yang sama seperti sekarang dan so far berdampak positif banget.
Kadang, saya memang masih jadi orang menyebalkan dengan kekurangan-kekurangan saya. Tapi, saya juga bangga, karena saya sekarang bukanlah orang yang sama dengan saya di tahun lalu, bahkan mungkin bukan orang yang sama dengan saya enam bulan yang lalu. Saya berusaha untuk lebih menghargai dan mencintai diri sendiri, dengan cara-cara yang membuat saya lebih tenang dan tanpa melukai orang lain.
Detox ini juga bagian dari saya untuk melatih mengambil kontrol terhadap aktifitas yang saya lakukan. Selama ini, saya merasa hidup saya sering tidak terkontrol. Keputusan, kegiatan, dll, banyak dipengaruhi oleh orang lain dan juga dilakukan untuk orang lain, ntah karena sebelumnya saya punya tanggung jawab yang besar untuk diri sendiri dan orang lain, atau karena saya ngerasa bahwa dulu saya ini people pleaser banget sih. Saya ngerasa dulu nggak punya boundaries, dan saya takut banget orang-orang disekitar saya pergi, lalu saya akan merasakan kesepian.
Sekarang, saya berusaha menanamkan kepercayaan bahwa kebahagiaan itu datangnya dari dalam kita sendiri. Berfokus pada hal-hal yang bisa kontrol dan berusaha untuk nggak memusingkan hal-hal di luar kontrol kita (jujur pada awalnya untuk meresapi belief ini susahnya minta ampuuun, dan sampai sekarang pun saya masih suka keluar jalur). Misalnya, apa yang orang lakukan terhadap kita, baik atau buruk, adalah sesuatu yang nggak bisa kita kontrol, tapi bagaimana kita menanggapi prilaku orang terhadap kita, adalah sesuatu yang bisa kita kontrol.
Apa yang orang bicarakan tentang kita, baik atau buruk, adalah sesautu yang nggak bisa kita kontrol, tapi apa yang kita bicarakan tentang orang lain, adalah sesuatu yang bisa kita kontrol. Perasaan orang lain ke kita juga bukanlah hal yang bisa kita kontrol, tapi perasaan kita ke orang lain adalah hal yang bisa kita kontrol.
Jadi, semuanya adalah tentang bagaimana kita menanggapi apa yang terjadi pada kita. Saya masih inget banget rasanya saat saya merasa dunia ini nggak berpihak sama sekali sama saya. Capek, nggak punya uang, nggak punya semangat hidup, ngerasa nggak punya teman, keluarga, dan nggak punya orang yang bisa saya andalkan. Waktu itu satu-satunya jalan keluar yang terpikir adalah dengan cara take my life away. Dan perasaan-perasaan negatif itu bener-bener nggak enak banget.
Jadi detox ini sekaligus melatih self-control saya, untuk berusaha nggak memiliki keterikatan berlebihan terhadap seseorang maupun prilaku seseorang, baik keterikatan terhadap hal yang sifatnya positif (misalnya support, kata-kata manis) maupun keterikatan yang negatif (rasa takut ditinggal, kebutuhan untuk divalidasi) dll. Karena attachment akan menghasilkan ekspektasi, dan ekspektasi terkadang menghasilkan kekecewaan. Bukan berarti saya berusaha bakalan jadi orang yang nggak bisa diandalkan untuk orang-orang terdekat saya. Orang-orang terdekat tentunya masih bisa mengandalkan saya, dan saya juga tentunya masih membutuhkan mereka di hidup saya dan juga butuh someone to rely on. Tapi, bagaimana saya mengontrol keterikatan yang berlebihan yang saat ini sedang saya kontrol agar ekspektasi saya nggak akan membuat saya terluka.
Tuesday, April 26, 2022
🙃
Pernah nggak sih, ngalamin perasaan nggak punya alasan untuk ngelanjutin hidup lagi? Rasanya terlalu sedih, terlalu kosong, terlalu hampa, terlalu sendiri... Nggak ada lagi harapan dan mimpi yang pengen diwujudkan. Nggak ada lagi yang bisa bikin semangat bangun pagi, melanjutkan hidup sampai lelah, lalu pulang untuk beristirahat... Nggak ada siapa-siapa lagi yang mau saya bikin bangga.
Kalau mau ala-ala motivator, emang banyak yang bisa disyukuri. Tapi untuk saat ini, semua yang perlu disyukuri terasa seperti omong kosong aja. Nggak tau kenapa nggak ada lagi yang terasa berharga, nggak ada yang bikin puas, dan bahagia. Bahkan untuk memunculkan rasa syukur sedikit saja udah nggak bisa.
Semuanya terasa aneh. Dan terasa salah. Melanjutkan hari demi hari cuma karena badan masih sehat dan masih ada besok yang harus dilalui.
Thursday, April 21, 2022
Jadi Manusia Purba
Rasanya udah capek jadi manusia modern. Harus mikirin orang lain, pasangan, rasa sakit, uang, pendidikan, masa depan, anggapan orang. Overthinking... memikirkan kemana manusia pergi setelah kematian? Apakah meninggal sama dengan tidur panjang tanpa mimpi? Apakah ada surga? Apakah ada neraka? Terlalu ribet.
Pikiran rasional, akal sehat, dan keinginan mencari tau dan mencari kebenaran sungguh sangat menyiksa. Sekali lagi, RIBET...
Paling enak emang jadi manusia purba aja sih. Hidup simpel, berpikir simpel. Cuma mikir untuk membedakan mana batu yang dapat digunakan untuk alat berburu dan mana yang tidak, mana binatang yang enak dimakan dan mana yang tidak. Mana pucuk tanaman yang enak dimakan atau buah-buahan yang enak dimakan atau tidak.
Pure instinct as a living creature.
Cloudy Mind...
Minggu lalu, saya mengalami patah hati terberat yang bisa dialami seorang anak perempuan; kehilangan sosok ayah untuk selamanya. Sejujurnya sampai sekarang rasanya masih bener-bener hampa. Saya masih belum bisa memproses rasa sedihnya. Saya masih merasa sosoknya ada di rumah, menunggu saya pulang ke rumah setiap jam makan siang buat nyiapin makan siang. Dan tiap mau jam pulang kerja ada urgensi untuk cepat pulang karena harus menyiapkan makan malam dan kedatangan suster. Kebiasaan yang saya lakukan non-stop selama 6 bulan terakhir selama ayah saya terbaring sakit.
Hidup saya nggak bakalan sama lagi. Begini ya rasanya benar-benar merasa sendirian? Walaupun dulu bapak saya menghabiskan hampir sepanjang waktunya di rumah di masa pensiunnya, paling enggak saya tau ada satu orang yang sangat mencintai saya yang siap pasang badan dan mengarahkan saya kalo saya lagi tersesat. Walaupun sodara banyak... tapi rasanya nggak ada yang dapat saya andalkan...
Entah Tuhan benar ada atau tidak, jika ada... tolonglah... saya sudah capek diuji wkwkwk... kehilangan, ditinggalkan, kelelahan, kesedihan... kapan ujian ini akan berhenti?
Monday, February 28, 2022
Surrender.
Dear God... I am sorry...
It's been a while since I reached out to you.
I've been hiding out, sliding further from the light.
Getting tired of fighting these battles on my own.
My heart feels so heavy with pain, and there's white flag hanging above my door.
I surrender.
Please let what belongs to me to finds me...
Please don't let me attached to what's not mine. Let me release them in a very subtle way... Until it does not hurt at all...
Let me walk through the light one more time... Walk towards peace and happiness...
If the situation will not change, please change my heart. Let me free.
Thursday, February 17, 2022
Tested Positive for Covid...
Wednesday, February 2, 2022
Let it go.
Oh Wonder - Landslide
I know it hurts sometimes, but you'll get over it
You'll find another life to live, know you'll get over it
I know you're sad and tired, you've got nothing left to give
But you'll find another life to live, I know you'll get over it
So when you're caught in a landslide, I'll be there for you
And in the rain, give you sunshine
I'll be there for you, I'll be there for you
And every time that you're lonely
And every time that you're feeling low
you should know I'll be there for you, I'll be there for you
I'll be there for you, you know
I know your hope is heavy, but you'll get over it
You'll find another life to live, I know you'll get over it
And I know you feel like everything is falling to the wind
But don't you let the thunder in, 'cause I know you'll get over it
You fell down by the wayside
Love locked in an overflow
And you threw stones at the starlight
'Cause I stood on the sidelines telling you
That I get that you're lonely
And I see that you feel alone
But I heard in a heartbeat
I'll be there for you, you know
Thursday, January 27, 2022
Runtuh
Ku terbangun lagi