Thursday, May 14, 2020

Hanya Kisah Fiksi

Ibuku bertanya,  "Pacarmu mana? Kok sudah lama tidak ke rumah?"
Kujawab, "Sudah pergi, bersama wanita lain yang hanya ingin naik mobil barunya."

Hening.

Dua pasang mata saling tatap cukup lama. Aku memecah sunyi dengan sebuah senyum kecil.
Ia mengulurkan tangan dan mengelus pipiku. Pedih. Rasanya ingin menangis.

Pelan-pelan, ia menyeka setetes air mata nakal yang mengalir turun membasahi pipi. Lalu ia tersenyum dan berpesan, "Jadi wanita itu harus kuat dan mandiri. Karena tidak ada pondasi yang lebih kuat selain dari kakimu sendiri."



Yuni Tisna. 14/05/2020

No comments:

Post a Comment

Ayo dikomentarin... :)