Namanya Kugy. Mungil, pengkhayal,
dan berantakan. Dari benaknya,
mengalir untaian dongeng indah.
Keenan belum pernah bertemu manusia seaneh itu.
Namanya Keenan. Cerdas, artistik,
dan penuh kejutan. Dari tangannya,
mewujud lukisan-lukisan magis.
Kugy belum pernah bertemu manusia seajaib itu.
Dan kini mereka berhadapan di
antara hamparan misteri dan
rintangan. Akankah dongeng dan lukisan itu bersatu?
Akankah hati dan impian mereka bertemu...
***
Setelah baca buku Supernova Petir, gue jadi tertarik untuk lagi dan lagi membaca buku Dee. Dan buku terbarunya yang gue baca adalah Perahu Kertas.
Buku ini menceritakan dua orang manusia, Kugy dan Keenan yang dipertemukan di stasiun kereta api. Waktu itu, Kugy mengantar dua temannya, Noni dan Eko menjemput sepupu Eko, Keenan yang baru datang dari Jakarta dan Amsterdam, Belanda.
Pertama kali bertemu, Keenan langsung tertarik dengan Kugy yang berpenampilan heboh dan aneh banget. Tapi Keenan suka dengan kepribadian Kugy yang ceria dan apa adanya. Mereka berempat akhirnya dekat menjadi sahabat. Dan Kugy sering dikira pacar Keenan saking dekatnya mereka. Diam-diam, mereka saling suka...
Namun, karena pada waktu itu Kugy sudah punya pacar dan Keenan dicomblangin sama sepupu pacar sepupunya, maka terjadi banyak konflik antara mereka berdua. Dan kemudian Keenan yang terlibat masalah serius dengan lukisan-lukisannya yang nggak laku di Galeri Warsita akhirnya memutuskan untuk hidup di Bali untuk menjadi pelukis dan meninggalkan Kugy juga hidupnya di Bandung dan keluarganya di Jakarta.
Setelah lulus kuliah, Kugy bertemu dengan Remi, bosnya yang kemudian jadi pacarnya. Sedangkan di Bali, Keenan bertemu Luhde, gadis Bali yang dewasa dan pengertian dan Keenan sudah jadi pelukis yang sudah cukup beken. Namun ternyata selama karir melukisnya, Keenan tidak bisa lepas dari bayangan Kugy, karena setiap lukisannya merupakan hasil inspirasi dari Kugy. Dan Keenan mungkin menjadikan Kugy sebagai drugs, karena sewaktu buku dongeng ciptaan Kugy yang dijadikannya inspirasi untuk terus melukis habis, Keenan sudah seperti orang putus asa. Dan sadarlah dia kalau selama ini dia melukis untuk Kugy. Sedangkan Kugy sendiri, walaupun masih belum bisa melupakan perasaannya pada Keenan, memutuskan untuk membuka hati untuk Remi.
Panjang untuk dijelaskan, akhirnya takdir membawa Keenan kembali ke Jakarta untuk mengurusi perusahaan ayahnya untuk sementara karena ayahnya terkena stroke. Dan itulah awal pertemuan kembalinya pada Kugy.
Okay, biasanya gue baca buku setelah baca review orang mengenai buku tersebut. Banyak yang bilang, di novel ini banyak terjadi kebetulan. Itulah yang sedikit mencuci otak gue hingga pas baca ini, gue jadi benar-benar jeli untuk mencari kebetulan-kebetulan yang banyak itu dan memang gue menemukannya. Tapi gimana juga, gue suka sama buku ini. Karena walaupun intinya adalah kisah cinta, buku ini bisa ngasih kita motivasi untuk mewujudkan cita-cita semustahil apapun kelihatannya atau seberapa besar orang terdekat kita menentang apa yang kita inginkan.
Selain itu di buku ini, gue menemukan kalau cowok keren nggak harus identik dengan mobil sport merah dan digilai murid satu sekolahan. Justru Keenan yang menurut gue biasa banget adalah mahasiswa dengan hidup biasa aja sebagai anak kos. Tanpa mobil, tanpa ponsel ala tahun 1999 yang nekat berhenti kuliah demi mengejar cita-citanya sebagai pelukis.
Cuma kalau gue jujur, gue lebih suka sama tokoh Remi yang hanya keluar di bagian akhir dan sedikit sedih waktu akhirnya malah Kugy sama Keenan. Hehe
No comments:
Post a Comment
Ayo dikomentarin... :)